Cinta dalam pernikahan itu Spiral Bukan Lurus.

Kehidupan berkeluarga atau menempuh kehidupan dalam perkawinan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat dari setiap anak muda dan remaja dalam masa pertumbuhannya. Pengalaman dalam kehidupan menunjukkan bahwa membangun keluarga itu mudah, namun memelihara dan membina keluarga hingga mencapai taraf kebahagiaan dan kesejahteraan yang selalu didambakan oleh setiap pasangan suami-istri sangatlah sulit.
Perjalanan pernikahan bukan soal mempertahankan api yang sama, melainkan belajar menerima bahwa cinta punya musim. Ada musim gairah, ada musim realita, ada musim solidaritas, dan ada musim cinta yang dewasa. Tugas pasangan bukan menghindari perubahan itu, tapi mau berjalan bersama melewatinya. Jangan kaget kalau gairah memudar. Itu wajar. Gunakan solidaritas bukan hanya untuk bertahan, tapi untuk tumbuh. Dan jangan pula takut untuk menikah.
Jagalah hal-hal kecil, ucapan terima kasih, pelukan, canda. Cinta itu spiral, kadang redup, kadang menyala lagi. Karena pada akhirnya, cinta sejati bukanlah cinta yang tidak pernah redup, melainkan cinta yang selalu menemukan cara untuk menyala kembali. Pasangan yang baik, harus mengerti dan menerima bahwa cinta akan berubah bentuk. Jangan berharap pernikahan selamanya seperti bulan madu. Justru perubahan itu tanda bahwa cinta sedang tumbuh. Bangun solidaritas, bukan sekadar bertahan. Solidaritas bukan hanya alasan untuk tidak berpisah, tapi bisa jadi fondasi untuk membangun kembali keintiman.
Islam mempunyai suatu karakter sosial yang mendasar tentang keluarga. Islam cenderung memandang keluarga sebagai suatu yang mutlak baik.
Keluarga perlu di jaga sesuai firman Allahيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim:6)
Bukan hanya Suami, tetapi suami dan istri selaku pasangan harus sama-sama bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam hidup bersama. Kebahagiaan bagi salah satu dari keduanya adalah juga kebahagiaan bagi yang lain, dan kesusahan bagi salah satunya adalah pula kesusahan bagi yang lain. Rasulullah Bersabda yang Artinya:
انَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya (HR. Al-Bukhari)
Sekali lagi, Pelihara keintiman kecil. Hal-hal sederhana seperti mengucapkan terima kasih, memuji pasangan, atau sekadar bercanda bisa menjadi percikan untuk menyalakan kembali api cinta. Belajar melihat pasangan dengan mata baru adalah baik. Kenali ulang siapa dirinya hari ini, bukan hanya siapa dia di masa lalu. Doa dan tujuan bersama akan sangat penting. Pasangan yang punya arah hidup yang sama, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun spiritualitas, lebih mudah menjaga cinta tetap hangat. Jika cinta hanya saling memandang, maka pernikahan adalah memandang ke arah yang sama.
Posting Komentar