Kebangkitan Cinta yang Hangat yang Dewasa

Table of Contents
Pasangan Tua
Ilustrasi Cinta Dewasa.

Banyak orang mengira bahwa ketika gairah awal pernikahan mereda, dan solidaritas menjadi alasan utama bertahan, maka itulah akhir cerita pernikahan. Namun kabar baiknya, pernikahan tidak harus berhenti di sana. Ada fase indah yang menanti, yakni kebangkitan cinta dan itu butuh perjuangan nyata dari pasangan. Kebangkitan cinta bukan sekadar nostalgia pada masa awal, melainkan kelahiran kembali perasaan dengan bentuk yang lebih dewasa. Ia hadir tenang, dalam, dan tulus. Bukan lagi cinta karena ilusi, melainkan cinta yang lahir dari penerimaan sepenuh hati.

Dalam fase kebangkitan cinta, pasangan belajar melihat satu sama lain dengan mata yang baru. Tidak lagi terjebak pada kelemahan, tetapi menghargai kelebihan dan menerima kekurangan. Ciri-ciri fase ini antara lain:

  • Kehadiran cinta yang lebih tenang dan stabil dibanding awal pernikahan.
  • Hubungan berakar pada penghargaan dan penerimaan mendalam.
  • Asumsi positif seperti: “Saya mencintai Anda bukan karena ilusi, melainkan karena saya sungguh mengenal siapa Anda.”
  • Kebersamaan yang manis melalui hal-hal sederhana: humor bersama, doa berdua, persahabatan yang intim, bahkan gairah fisik yang dipupuk kembali.

Inilah fase yang membuat banyak pasangan lansia tetap terlihat mesra, masih menggenggam tangan ketika berjalan, masih bercanda ringan, masih saling merawat dengan penuh kasih. Itu bukan sekadar solidaritas, melainkan cinta yang matang.

Banyak orang skeptis terhadap pernikahan. Mereka berkata: “Buat apa menikah, toh akhirnya akan hambar juga. Semua akan berhenti di solidaritas.” Namun pandangan ini keliru. Fase solidaritas bukanlah akhir perjalanan, melainkan jembatan menuju cinta yang lebih dewasa. Memudar bukan berarti selesai, melainkan tanda bahwa pasangan perlu menemukan cara baru untuk saling mencintai. perlu ditegaskan, bahwa kasih sayang dalam pernikahan bukan hanya soal gairah awal, melainkan sebuah perjalanan menuju ketenangan (sakinah), kasih (mawaddah), dan sayang (rahmah).

Menghidupi Cinta yang Dewasa

Kebangkitan cinta adalah fase yang bisa berlangsung lama, bahkan seumur hidup. Ia bisa naik turun, kadang terasa redup, lalu kembali hangat. Tetapi justru karena siklusnya panjang, cinta di fase ini lebih tahan lama dibanding cinta di awal pernikahan.

Menghidupi cinta dewasa bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana, misalnya Menjaga komunikasi hangat setiap hari, Berdoa bersama, menjadikan ibadah sebagai perekat, menghidupkan kembali humor dan tawa ringan yang mungkin terlupakan, mengapresiasi pasangan, meski untuk hal-hal kecil serta Mengingat kembali janji pernikahan sebagai ikatan spiritual. Pada titik ini, cinta bukan lagi sekadar rasa, tetapi pilihan sadar untuk terus bersama, menghargai, dan merawat satu sama lain. Rasulullah sendiri begitu lembut dan juga bercanda dalam kehidupan rumah tangga beliau.

عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قالتْ: إنَّهَا كَانَتْ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم في سَفَرٍ، قالتْ فَسَابَقْتُهُ فسَبَقْتُهُ عَلَى رِجْلَيَّ فَلَمَّا حَمَلتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقني فَقَالَ: هَذِهِ بِتِلْكَ السَبْقة
Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita bahwasanya ia bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Ia berkata, “Kemudian aku berlomba dengan beliau, lalu aku mendahului beliau dengan berjalan kaki. Kemudian setelah gemuk, aku berlomba lagi dengan beliau kemudian beliau mendahuluiku.” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ini menggantikan kekalahanku pada perlombaan terdahulu.” HR. Abu Daud

Bayangkan cinta sebagai spiral, bukan garis lurus. Ia tidak berjalan satu arah menuju puncak lalu selesai. Ia berputar, naik-turun, melewati siklus. Tetapi setiap putaran membawa kita ke level yang lebih dalam. Kebangkitan cinta adalah bukti bahwa cinta sejati tidak pernah habis, ia hanya berubah bentuk. Dari euforia yang membara, ke solidaritas yang kokoh, hingga akhirnya menjadi cinta hangat yang dewasa.

Razi
Razi Assalamu’alaikum. Saya Razi pengelola Blog Razinotes.com Terima kasih sudah singgah di blog sederhana ini, semoga ada manfaat meski hanya sedikit catatan yang tertulis. Jika ada salah, mohon dimaafkan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Posting Komentar