Mengenal Jenis-Jenis Sampah, Cerita dari Hari Libur di Rumah

Table of Contents
Jenis Sampah
jenis Sampah, Organik, Anorganik dan B3

Ketika Hari Libur Berubah Jadi Pelajaran tentang Sampah

Hari libur selalu terasa istimewa. Tidak ada alarm yang berteriak, tidak ada jadwal kerja yang menunggu. Hanya rumah yang tenang dan tumpukan tugas kecil yang biasanya terabaikan, apalagi jika bukan membersihkan rumah.

Pagi ini, saya memutuskan untuk menyapu halaman dan menata ulang dapur. Awalnya hanya ingin sekadar bersih-bersih biasa, tapi siapa sangka, kegiatan sederhana itu justru membuka mata saya tentang sesuatu yang sering dianggap sepele, sampah.

Ketika Sampah Mengajarkan Saya tentang Tanggung Jawab

Saat mengumpulkan sisa-sisa dapur itu, daun kering, dan plastik bekas, saya baru teringat dan menyadari kembali bahwa tidak semua sampah sama. Ada yang cepat busuk, ada yang menumpuk bertahun-tahun, bahkan ada yang berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Saya pernah tahu hal ini dari satu pengetahuan dari memilah sampah dulu nya.

Jika tidak salah, materinya dulu disampaikan oleh seorang penyuluh tentang lingkungan, bahwa sampah dibagi menjadi tiga jenis utama. Ada sampah organik, anorganik, dan B3 yaitu Bahan Berbahaya dan Beracun.

Tiga istilah ini amat sering kita dengar, tapi sangat jarang benar-benar kita pahami maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan abai terhadap masalah ini. Hal inilah yang membuat saya mencari tahu kembali tentang masalah sampah ini, yang padahal telah disosialisakan di banyak tempat seperti sekolah, madrasah, pesantren dan di banyak kesempatan lain. Ternyata begini pengertian dari 3 jenis sampah ini.

Sampah Organik, yaitu sampah dari sisa Hidup yang Bisa Hidup Lagi.

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, atau manusia. Jenis sampah ini termasuk biodegradable, artinya dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme tanah tanpa menimbulkan dampak besar bagi lingkungan.

Saat membersihkan dapur tadi, saya menemukan banyak sisa makanan. Ada kulit pisang, sayur basi, dan ampas kopi. Dulu, semua itu langsung saya buang begitu saja. Tapi pagi itu saya berpikir, “Kenapa tidak dimanfaatkan?” alias Kita hidupkan lagi.

Contoh yang Saya Temui Sendiri tadi, Kulit buah dan sayur sisa dapur, Daun dan ranting dari halaman, Ampas kopi dari sisa sarapan sebenarnya bisa diolah menjadi kompos alami. Saya pun mencoba mengumpulkan sebagian di ember kecil. Tidak butuh alat canggih, cukup sabar dan konsisten. Ternyata, dari sesuatu yang dianggap kotor, bisa lahir manfaat baru untuk tanaman di halaman rumah. walaupun saya belum bisa melihat hasilnya, namun banyak dari mereka yang telah sadar sampah mempraktekkan hal ini.

Pelajaran kecil hari ini, ternyata dari sisa hidup, masih bisa tumbuh kehidupan baru.

Sampah Anorganik, sesuatu yang Nyata Tapi Sulit Hilang.

Selain sampah model pertama, saya juga menemukan sampah dengan corak yang kedua. Ada kantong plastik bekas belanja, botol air mineral, dan beberapa bungkus makanan ringan. Tentunya sampah jenis ini yang disebut anorganik.

Sampah anorganik adalah sampah yang tidak berasal dari makhluk hidup dan sulit terurai secara alami. Dalam istilah lingkungan, sampah ini disebut undegradable, karena butuh waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk terurai sepenuhnya.

Contoh yang saya dapati di Rumah Saya, Botol plastik dan bungkus makanan, ada juga Kaleng minuman, Pecahan kaca dari lampu lama, Styrofoam bekas kemasan. Berbeda dengan organik, sampah anorganik bisa bertahan puluhan tahun tanpa hancur. Tapi bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan. Saya mulai memilah botol-botol plastik untuk dikumpulkan dan jika banyak nanti bisa dibawa ke bank sampah terdekat. Biasanya mereka akan membayarnya atau memberikan gratis untuk di kelola oleh mereka.

Kegiatan kecil ini memberi saya rasa lega. bukan hanya karena rumah lebih rapi, tapi juga karena saya tahu, ada sedikit bagian dari sampah saya yang mungkin akan menjadi barang berguna di tangan orang lain.

Yang sulit hilang bukan berarti tak bisa diubah. Asal mau mengelola, semua bisa jadi manfaat.

Sampah B3, Kecil Tapi Berbahaya.

Sampah B3 adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya, beracun, atau memiliki sifat reaktif, korosif, mudah meledak, atau mudah terbakar. Karena risikonya tinggi, sampah ini memerlukan penanganan khusus dan tidak boleh dibuang sembarangan. Saya langsung beranjak kebahagian belakang rumah, saya menemukan beberapa barang yang sudah lama disimpan dan tidak dipergunakan lagi. Ada baterai bekas, lampu neon mati, dan botol pembersih lantai disana. Sekilas tampak biasa, jadi saya mulai mengerti sebenarnya inilah yang disebut sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). B3 itu singkatan dari Bahan Berbahaya dan Beracun. Tentunya istilah ini digunakan karena merujuk pada zat-zat yang dikandungnya yang bisa membahayakan kesehatan Manusia dan makhluk hidup lainnya bahkan bisa merusak lingkungan juga. Sampah ini mudah meledak atau menyala, beracun atau bisa menyebabkan iritasi.

Tentunya, Jenis sampah ini tidak boleh dibuang sembarangan, karena bisa mencemari tanah, air, bahkan udara. Contoh Nyata di Rumah saya, saya menemukan Baterai dan lampu neon, Obat dan pestisida dan sisa-sisa produk pembersih rumah tangga dan limbah elektronik kecil.

Sampah ini tentu membuat mata tidak enak memandang. jadi saya kemudian mencari tahu cara aman membuangnya. Ternyata, beberapa supermarket besar dan bank sampah punya drop point khusus untuk limbah B3 ini. Wuzz.. Hari itu juga, saya kumpulkan semuanya ke satu wadah khusus agar tidak bercampur dengan sampah lain.

Ternyata tidak semua yang kecil bisa diremehkan, sebagian justru paling berbahaya.

Membersihkan Rumah, Membersihkan Hati

Membersihkan rumah hari itu terasa berbeda. Di antara suara sapu dan aroma tanah basah, saya belajar bahwa kebersihan bukan hanya urusan estetika, tapi juga bentuk tanggung jawab spiritual. Banyak Hadits yang menjelaskan pentingnya kebersihan, diantaranya Rasulullah ï·º bersabda:

الطُّÙ‡ُورُ Ø´َØ·ْرُ الْØ¥ِيمَانِ

Kesucian itu adalah setengah dari iman. (HR. Muslim)

Hal ini membuat saya merenung, ternyata menjaga lingkungan berarti menjaga amanah Allah. Karena bumi ini bukan milik kita sepenuhnya, kita hanya menumpang dan bertugas merawatnya.

Dengan memilah sampah, saya tidak hanya membuat rumah lebih rapi, tapi juga menenangkan hati. Ada rasa bahagia saat tahu bahwa hal kecil yang saya lakukan bisa berdampak besar bagi lingkungan.

Buat kamu yang mau ikutan bersih-bersih ini tips Praktis atau langkah kecil yang Bisa Dimulai Hari Ini

  • Sediakan tiga wadah sampah di rumah: organik, anorganik, dan B3. Contohnya seperti di tempat-tempat umum kamu akan melihat 3 tong sampah yang berjejer.
  • Kumpulkan sisa makanan untuk kompos dan manfaatkan untuk tanaman di halaman.
  • Cuci dan pilah sampah anorganik agar bisa didaur ulang, kamu bisa mencari caranya di google. Gak susah kok, cuma masalah waktu.
  • Simpan limbah berbahaya atau sampah jenis B3 di wadah tertutup, lalu kirim ke tempat penampungan khusus.
  • Kurangi sampah sejak awal, bawa tas belanja sendiri dan hindari plastik sekali pakai jika memungkinkan.
  • Yuk, bersihkan sampah untuk Bumi yang Lebih Baik

    Hari libur itu akhirnya selesai dengan tubuh lelah tapi hati ringan. Rumah bersih, udara terasa segar, dan saya mendapat pelajaran berharga, membuang sampah bukan berarti selesai, tapi baru dimulai.

    Setiap kali saya memisahkan kulit pisang dari plastik, atau menyimpan baterai bekas dengan hati-hati, saya merasa sedang menunaikan tanggung jawab kecil sebagai manusia. Karena mencintai bumi tidak selalu harus dengan aksi besar, terkadang cukup dengan satu ember sampah yang dipilah dengan kesadaran.

    Bagaimana dengan kamu? Sudahkah kamu memilah sampah di rumah hari ini? Tulis pengalamanmu di kolom komentar ya, siapa tahu bisa jadi inspirasi untuk menjaga bumi bersama.

    Sampah yang kita buang sembarangan hari ini, akan kembali pada kita esok hari dalam bentuk bencana dan penyakit

    Posting Komentar