Melangkah Menuju Allah Meski Berlumur Salah

Table of Contents
Bertaubat
Ilustrasi Taubat.

Setiap manusia pernah jatuh, tergelincir, atau tersesat. Ada yang jatuh dalam kelalaian kecil, ada yang terperosok dalam dosa besar. Saat menyadarinya, hati terasa berat, seolah semua jalan menuju Tuhan tertutup rapat. “Aku kotor, bagaimana mungkin aku layak menghadap-Nya?” bisik hati yang diliputi rasa malu. Namun, di balik itu semua, Allah telah berfirman bahwa pintu ampunan-Nya terbuka sepanjang hamba-Nya mau kembali. Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hal ini, misalnya QS Az-Zumar ayat 53, QS Ali Imran ayat 133, QS Taubat ayat 104, QS An NIsa ayat 110 serta QS Al-Furqan ayat 70, dan lain-lain yang kesemuanya hampir senada.

Banyak orang beranggapan bahwa dosa adalah penghalang untuk beribadah. Mereka menunggu sampai “bersih” baru berani kembali, padahal itu adalah jebakan halus yang membuat kita semakin jauh. Rasa malu dan takut yang seharusnya menjadi bahan bakar untuk bertobat, justru berubah menjadi rantai yang mengikat langkah. Akibatnya, hati semakin keras, dan jalan pulang terasa semakin jauh. Jika demikian, bukankah selaku hamba Allah kita akan semakin merugi? Tentu, ada Kesalahpahaman pikir yang Sedang Terjadi di sana.

Hakikat Ibadah bagi Orang Berdosa adalah Kembali. Ibadah bukanlah mahkota bagi yang sudah suci, melainkan perahu bagi mereka yang ingin kembali ke dermaga kasih Tuhan semesta Alam. Dosa tidak pernah membatalkan hak kita untuk beribadah, yang membatalkan hanyalah keengganan kita sendiri. Tuhan tidak pernah berkata, “Hanya yang sempurna boleh menghadap-Ku.” Sebaliknya, Dia mengundang yang berdosa untuk datang, karena ibadah adalah jalan penyucian itu sendiri.

"Jangan tunggu suci untuk datang kepada-Nya. Ibadah bukan hadiah bagi yang sempurna, tapi jalan pulang bagi yang berdosa. Meski langkah kita kecil dan jiwa kita penuh luka, ambillah satu langkah hari ini. Yakinlah, Nyala kecil tetap bisa mengusir gelap."

Hadapi Rasa Bersalah dan Malu, Rasa bersalah adalah tanda bahwa hati masih hidup. Namun, jika rasa itu dibiarkan tanpa arah, ia akan menjadi beban yang menenggelamkan. Kita perlu mengubahnya menjadi kekuatan untuk melangkah. Anggap saja setiap sujud adalah air yang membasuh kotoran jiwa, dan setiap doa adalah langkah menjauh dari kelam yang pernah kita pilih. Jangan biarkan setan menjadikan rasa malu sebagai alasan untuk menjauh. Bukankah, Allah berfirman dalam QS Al-Mukmin ayat 60 "Berdoalah kepadaku, niscaya akan aku perkenankan. Ayat ini menegaskan janji Allah SWT untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang memohon kepada-Nya.

Lakukan Langkah Praktis untuk Kembali Beribadah, Mulai dari yang kecil. Tidak perlu langsung sempurna, cukup shalat, satu doa, atau satu dzikir. Bangun konsistensi. Sedikit tetapi berulang lebih berharga daripada banyak yang hanya sekali. Jauhi pemicu dosa. Lingkungan, kebiasaan, atau bahkan konten yang memancing kita untuk mengulang kesalahan. Dekatkan diri dengan kebaikan, Beri diri sendiri maaf. Jika Tuhan Maha Pengampun, mengapa kita begitu kejam pada diri sendiri?

Dosa kita mungkin besar, tapi Rahmat Dan Kasih Allah jauh lebih besar. Jangan tunggu sampai suci untuk datang kepada-Nya, karena justru dengan datang itulah kita akan disucikan. Ambillah satu langkah hari ini, meski kecil. Ingatlah, nyala kecil tetap bisa mengusir gelap, dan mungkin, dari nyala kecil itulah api cinta pada-Nya akan tumbuh membesar.

Dan akhirnya, kita (Iman kita) haruslah tetap ada, bukan sebagai sisa, Tapi sebagai nyala kecil yang enggan padam.

Wallahu Muafiq ila aqwamit Tharieq.

Jika ingin ikut menulis, jangan lupa baca 9 Teknik Penulis Pemula. .

Posting Komentar